Jumat, 26 Juli 2024

cinta tragis

Cinta tragis
Karya Darmawan Times 

Laksana pengembara yang hilang 
Kain kafan menutup ragaku 
Gencatan senjata terus berlanjut
Mobil yang sangat hancur

Laksana figuran tak dianggap 
Fitnahmu seperti pedang panjang 
Dasawarsa yang aku lalui 
Daun yang mulai mengering

Darusallam telah menjadi abu
Datu yang sangat sombong 
Dawat yang sudah habis
Damar berubah menjadi arang

Centong yang menjadi pistol 
Cemburu selalu melanda dirimu
Cemooh yang menimpa diriku
Cemara yang tumbang

Buron yang Lolos dari meja hijau
Galaxy bima sakti yang hilang
Kupu-kupu yang sangat binal
Batil yang sudah usang

Kamis, 18 Juli 2024

hati tersakiti

Hati tersakiti 
Karya: Darmawan Times 

Sungai yang mengalir deras 
Paku yang menusuk jantungku 
Tangan terbakar bara api
Mata yang hilang tanpa sisa

Dirimu yang mulai menjauh 
Cambuk yang berduri tajam
Mengenai tubuhku hingga luka
Langit yang berwarna darah

Labirin hati yang terkurung
Penjara berduri yang menyeramkan 
Pedang tajam yang menusukmu
Tombak menikam lambungku

Mulutmu yang seperti pedang 
Mahkota duri yang menusuk kepalaku
Cengkraman singa yang tajam
Luka yang sangat berbekas

Anak panah yang menusuk tanganku
Peluru yang mengenai kepalamu
Jari jemari yang mulai patah 
Jiwaku yang hampir hilang

Rabu, 17 Juli 2024

cinta dan waktu

Cinta dan waktu 
Karya: Darmawan Times 

Kalau sampai waktuku
Ku mau tak seorang merayu 
Tidak juga kau

Tak perlu senyap sendu

Aku ini bintang terakhir 
Dari kumpulan serigala yang terasingkan 

Biar pedang menusuk jantungku 
Aku tetap meradang menerjang

Duka ku bawa 
 Terbang
Berlari
Hingga hilang pedih 

Sangat perih kurasa 
Laksana penyair senyap 
Pujangga bersajak sendu berlalu 
Pemusik jazz yang bertalu

Penyayi senja yang berlagu
Aku tak bersajak senyap 
Bunga Lily yang hilang 

Aku tak berkata 
Dirimu terus bertalu-talu 
Perlahan ku menghilang 
Perlahan kau mendekat

cinta tanpa kata

Cinta tanpa kata
Karya: Darmawan Times 

Laksana wangi bunga yang mekar
Bagaikan suara musik yang tenang 
Tak tahu menahu asalnya darimana
Suaramu yang menutupi ragaku 

Seperti angin berhembus hangat 
Bunga yang dikirim oleh Tuhan
Dewi yang turun dari surga 
Bagaikan kecapi berbunyi merdu 

Bola matamu seperti rusa betina 
Sikapmu laksana malaikat 
Aku terdiam dalam labirin hati
Tentara surgawi bernyanyi merayu 

Pujangga bersajak senyap 
Keindahan alam yang tak terlukis 
Bintang-bintang tak terhitung 
Penyair bersyair dalam hening 

Pianis memainkan musik romantis 
Pangeran yang menyimpan rasa itu 
Rima-rima yang tak tertuliskan 
Sajak-sajak yang tak tergambarkan 

Ibu

 Ibu


Ibu…

Engkau telah rela berkorban demi anakmu

Engkau telah membesarkan aku dengan penuh kasih sayang

Engkau selalu menasehati aku saat aku bersalah

Engku selalu menolongku saat aku kesulitan


Ibu…

Engkau sangat berjasa bagi ku

Maafkan aku yang selalu melawanmu

Engkau selalu melindungi aku

Engkau selalu membela ku saat aku dalam masalah

Engkau selalu ada di sisi ku

Aku bangga padamu


Ibu….

Maafkan aku yang belum bisa membalas kebaikanmu

Maafkan aku yang belum bisa membalas pengorbananmu

Namun aku selalu berusaha untuk membuatmu bahagia

Namun aku terus berusaha untuk lebih baik lagi


Ibu…

Aku begitu bersyukur memiliki ibu yang sabar

Aku begitu bangga memiliki ibu yang perhatian

Aku akan terus berjuang bersama mu

Aku akan terus berjuang demi masa depan ku


Karya: darmawan times






ketenangan hati

Ketenangan hati 
Karya:Darmawan Times 

Hatiku laksana danau yang jernih 
Berlayarlah kemari hingga akhir
Memeluk bayangan putih mu 
Laksana batu giok yang dihancurkan 

Bagaikan batu marmer yang musnah 
Cahayamu menerangi kegelapan hatiku
Labirin hatimu perlahan meluas
Api berkobar mulai padam

Badai kegelisahan telah reda
Arus yang tinggi menjadi surut
Samudera yang sangat tenang 
Laksana petapa agung yang hening 

Perahu berlayar dengan perlahan 
Kicauan burung yang merdu 
Suara harpa yang begitu harmonis 
Kecapi berbunyi sangat halus

Gitaris memainkan melodi senyap
Penyair menulis dengan sunyi 
Penyanyi menyanyi ketenangan 
Pianis memainkan musik syahdu 

hati yang kering

Hati yang kering 
Karya:Darmawan Times

Saat aku siap mengorbankan diri
Laksana prajurit garda depan
Labirin hatiku sangat kosong 
Bagaikan lautan yang kering 

Suara harpa melantunkan kesedihan
Laksana pemain kecapi yang berduka
Tumbuhan yang menjadi layu 
Rumput liar yang sudah kering musnah

Musim kemarau yang panjang 
Gitar yang sangat usang
Cahaya tertutup kegelapan
Suaramu yang mulai serak

Bisikan yang membuatku kacau
Ku tuliskan syair berduka
Laksana sayap malaikat yang patah
Rima-rimaku tak beraturan 

Sungai yang kering kerontang 
Kunyanyikan lagu kedukaan 
Pemusik bermain musik bertalu 
Suar yang sudah mulai rusak

malaikat tak bersayap

Malaikat tak bersayap 
Karya: Darmawan Times 

Degup hayatku yang lemah
Dengan lantang aku memanggil-Mu
Tiupan angin tak terduga 
Bunga mimpi terlihat nyata 

Laksana pemazmur merindukan-Mu
Firman yang menguatkan hatiku
Tangan terentang langit dan bumi
Jubah putih yang agung

Pujangga bersajak menawan
Pria yang sangat tinggi 
Pelindung yang begitu setia 
Wajah yang sangat menyilaukan 

Jubah-Mu bagaikan kilat menggelegar 
Hatiku yang begitu tabah dan lembut 
Laksana malaikat turun dari surga 
Tangan-Mu yang terbuka lebar

Laksana nabi yang diutus 
Ladang yang sudah terisi
Petani yang begitu rajin
Tanah yang sangat subur

cinta tragis

Cinta tragis Karya Darmawan Times  Laksana pengembara yang hilang  Kain kafan menutup ragaku  Gencatan senjata terus berlanjut Mobil yang sa...